Selamat Datang di Situs Media Informasi Seksi Dikmas, Bidang Pendidikan Nonformal, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi”

Monday, February 11, 2013

Mendikbud: PAUD bukan Tempat Belajar Calistung


DEPOK. Sekali lagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan sekolah dasar (SD) tidak boleh memberikan tes baca tulis hitung (calistung) kepada calon murid. Pendidikan  anak usia dini (PAUD) bukanlah tempat bagi anak untuk belajar calistung
Hal itu Mendikbud sampaikan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Depok, Senin (11/1).
Nuh mengatakan, mengajarkan calistung adalah kewajiban SD, bukan PAUD. Oleh karena itu, anak yang akan masuk sekolah tidak boleh dituntut sudah menguasai calistung.
“Bila sekolah dasar memberikan tes calistung kepada calon murid, maka anak-anak akan diajari calistung sejak taman kanak-kanak (TK). Jika di TK anak sudah diajari calistung, maka sejak masuk PAUD ia sudah diperkenalkan huruf. Jangan-jangan semenjak di dalam kandungan sudah diminta belajar,” kata Nuh melontarkan canda sembari menggambarkan bahwa tuntutan yang berat kepada anak usia dini akan membuat anak tersebut tertekan.
Masa usia dini, adalah masa anak belajar melalui kegiatan bermain, atau kegiatan yang menyenangkan. Hal ini sering pula diingatkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog di beberapa waktu.
Lydia yang juga akrab dikenal sebagai Reni Akbar-Hawadi pernah mengungkapkan bahwa memaksakan anak melakukan sesuatu yang sebenarnya ia belum siap justru akan memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan akhirnya memunculkan penolakan dari anak.
Meski demikian, mengajarkan calistung kepada anak usia dini boleh saja dilakukan, asalkan anak tersebut memang tertarik dan memiliki kemampuan. Selain itu, metode pengajaran pun tidak boleh meninggalkan prinsip bermain dan menyenangkan.
Akan tetapi, penguasaan calistung seharusnya tidak menjadi fokus pembelajaran, Metode pendekatan di PAUD, kata Reni, tidak hanya didasarkan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek motorik. Ini karena perkembangan anak usia 0-6 tahun masih terfokus pada aspek motorik, sehingga metode pembelajarannya pun lebih baik menekankan pengembangan soft skill, dan tentunya dengan cara bermain. (Dina Julita/HK)

Referensi : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/mendikbud-paud-bukan-tempat-belajar-calistung/

0 comments:

Post a Comment

 
Cooperation with bloggers Edit