JAKARTA, PAUDNI
– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan
pemerintah berhasil menekan angka buta aksara penduduk usia di atas 15 tahun.
Bahkan, Kemdikbud berhasil melampaui target yang tertera dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Pada tahun 2009,
sebanyak 5,30 persen penduduk Indonesia masih buta huruf. Namun, pada tahun
2012 jumlahnya telah turun menjadi 4,26 persen, dan tahun 2013 diperkirakan
4,03 persen. “Tahun 2014 kami targetkan tinggal 3,83 persen,” ucap Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pada konferensi pers akhir tahun di
Kemdikbud, Jakarta (30/12).
Capaian
penuntasan angka buta aksara setiap tahun selalu melampaui target RPJMN
2010-2014. Pada tahun 2010, target RPJM sebesar 5,44 persen, namun Kemdikbud
berhasil menekan hingga 5,02 persen. Sementara pada tahun 2012, dari target 4,8
persen penduduk, Kemdikbud berhasil mencapai angka 4,26 persen.
Keberhasilan
pemerintah Indonesia dalam memberantas buta aksara memperoleh penghargaan dari
UNESCO pada tahun 2012, yakni King Sejong Literacy Prize. Prestasi
internasional ini merupakan cermin keberhasilan program pendidikan keaksaraan
yang diintegrasikan dengan pengenalan kewirausahaan.
Keseriusan
pemerintah membina taman bacaan masyarakat juga menjadi salah satu hal yang
memikat organisasi PBB di bidang pendidikan tersebut. King Sejong merupakan
sebuah penghargaan yang cukup prestisius, sebab tidak mudah memberantas buta
aksara.
Sepanjang tahun
2013, sejumlah negara melakukan studi banding ke Indonesia untuk melihat program
penuntasan buta aksara yang dilakukan oleh pemerintah. “Sejumlah negara menilai
Indonesia adalah salah satu negara yang dapat di contoh dalam hal pengembangan
program keaksaraan,” imbuh Direktur Jenderal PAUDNI, Lydia Freyani Hawadi
(Yohan
Rubiyantoro/HK)
0 comments:
Post a Comment