Selamat Datang di Situs Media Informasi Seksi Dikmas, Bidang Pendidikan Nonformal, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi”

Friday, January 17, 2014

Pengalaman pertama perjalanan ke Nusakambangan.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa melihat penjara di Pulau Nusakambangan. Mendengar nama Nusakambangan saja bak mendengar sebuah dongeng yang menceritakan tentang keseraman dan keangkeran. Namun kebetulan kami peserta Diklatpim tingkat IV angkatan IX dilingkungan Pemda Kabupaten Sukabumi tahun 2013 mengadakan Observasi Lapangan ke Pemda Kabupaten Cilacap Jawa Tengah selama 4 hari sejak 25-28 Nopember 2013, setelah kegiatan Observasi selesai ketika itu Rabu 27 Nopember 2013 semua peserta Diklatpim berikut Pembimbing berangkat wisata jalan jalan ke Pulau Nusakambangan atas ijin petugas berwenang (pihak Kementerian Hukum dan Ham).
Bila melihat sejarah ke belakang, sebenarnya sejak zaman Belanda Pulau Nusakambangan memang secara sengaja diprioritaskan untuk menjadi tempat pembuangan penjahat kelas kakap. Belanda mengirim pembunuh, koruptor, perampok, dan penjahat kambuhan yang dihukum berat karena berulangkali melakukan kejahatan atau terpidana mati yang menunggu saat eksekusi dibuang ke pulau ini. Pulau ini dipilih sebagai tempat buangan lantaran letaknya yang cukup terisolasi. Di sebelah utara dibatasi oleh selat Sagara Anakan yang cukup deras arusnya dan penuh rawa dengan hutan bakau yang rapat. Di sebelah selatan terbentang Samudera Indonesia yang ombaknya terkenal tinggi dan ganas.

Meskipun keadaannya terisolasi, tetap saja banyak narapidana dari pulau ini yang mencoba melarikan diri. Di antara mereka ada yang berhasil, namun tidak sedikit yang tertangkap kembali atau malah tewas tenggelam. Pada zaman perang kemerdekaan, Pulau Nusakambangan dijadikan tempat pembuangan para pejuang RI yang tertangkap Belanda. Pada pasca peristiwa pemberontakan G30S/PKI, Nusakambangan digunakan untuk mengisolasi belasan ribu tahanan PKI. Sembilan bangunan penjara yang berkapasitas 10 ribu orang itu sempat dipenuhi tahanan PKI yang dikirim dari berbagai daerah. Salah satu penjara yang menjadi legenda di Nusakambangan adalah LP Permisan. Penjara yang amat terkenal ini terletak di barat laut Nusakambangan dan yang pertama dibangun Belanda yakni pada 1908. Sebelum mencoba kabur dan merampas senjata seorang petugas sipir, Jhony Indo dipenjarakan di LP Permisan ini. Di belakang bangunan penjara, terdapat sisa-sisa bangunan yang pernah digunakan untuk mengisolasikan penderita kusta. Sekitar 300 sampai 400 meter di belakangnya terdapat pantai Permisan yang indah dengan pasir putihnya menghampar bersih. Sekitar 500 meter dari garis pantai pasir putih Permisan bisa disaksikan dua gugusan pulau kecil yang disebut Pulau Syahrir — di pulau inilah Perdana Menteri Sutan Syahrir pernah terjebak pasang laut beberapa jam. Oleh karena itu, untuk mengenang peristiwa tadi, gugusan pulau batu itu dinamai Pulau Syahrir. Selain Permisan, LP Batu juga terkenal karena salah satu napinya yang bernama Sugeng adalah terpidana mati kasus pembunuhan keluarga Letkol Marinir Purwanto di Surabaya. Selain itu penjara ini juga pernah digunakan untuk menyekap tahanan kasus penyeludupan hasil ‘operasi 902′ yang salah satu penjahatnya yang ditangkap adalah Roby Cahyadi — kini pengusaha sukses.

Menyusuri sepanjang jalan menuju pantai Permisan, terdapat LP Besi. Berhadapan dengan bangunan tersebut, terdapat perbukitan yang dinamakan daerah Candi. Di sni terdapat bangunan peristirahatan peninggalan Belanda, namun kondisinya sudah rusak sehingga tidak bisa digunakan lagi. Dari bangunan itu bisa disaksikan pemandangan indah hutan bakau yang dari kejauhan tampak meliuk-liuk bagai ular. Sayang hutan bakau di kawasan ini sudah banyak yang rusak atau punah, sehingga kini tinggal tersisa 12.500 hektar. Kerusakan tersebut terjadi karena banyaknya penebangan hutan dan dijadikan area persawahan. Bila malam hari, dari candi ini bisa menyaksikan kelap-kelip lampu kilang minyak Pertamina dan lampu kota Cilacap. Selain penjara Limusbuntu, Besi, Batu, Kembangkuning dan Permisan di bagian barat, di bagian timur terdapat penjara Karangtengah, Glinger, Nirbaya dan Karanganyar. Namun hanya empat LP yang masih dmanfaatkan, sisanya sudah tak digunakan lagi karena kondisi bangunannya yang rusak berat
Belum lama ini dua napi kakap kabur dari sebuah LP. Mereka adalah Sofyan Hadi (30), gembong perompak di Sumatera (sampai sekarang belum tertangkap), dan Lana Antonio (warga asing) yang sudah tertangkap kembali
Kaburnya dua napi tersebut menjadikan penjagaan ke pulau ini semakin diperketat. Terlepas dari itu semua, yang pasti Nusakambangan tidaklah seseram apa yang kita bayangkan. Bahkan pada beberapa tempat terdapat pemandangan alam yang nyaman dan indah. Dan yang pasti, cuma satu hal yang patut diwaspadai di pulau ini yaitu udaranya yang panas.

Luas Pulau Nusakambangan mencapai 20.000 hektar dengan panjang 36 kilometer dan lebar antara enam sampai 11 kilometer. Untuk datang ke pulau tersebut harus menempuh perjalanan laut sekitar 15 menit dengan kapal dari Pelabuhan Wijayapura di sebelah selatan kota Cilacap. Citra Nusakambangan yang seram kini mulai diubah menuju predikat baru sebagai pulau wisata. Meski sudah dinyatakan terbuka untuk wisatawan, tetapi untuk masuk ke pulau yang memiliki pantai indah dan sejumlah gua alam itu pengunjung masih harus memberitahu aparat setempat. Di pulau penjara itu terdapat sembilan lokasi lembaga pemasyarakatan (LP) dengan kapasitas 500 narapidana. Namun sekarang hanya empat penjara yang masih digunakan dengan jumlah 310 napi sebagai penghuninya. Keempat LP tersebut yang masih diaktifkan itu adalah LP Permisan, LP Kembang Kuning, LP Batu, dan LP Besi.

Alam Pulau Nusakambangan nampak masih asli. Hutannya menghampar dan lebat dengan dihiasi perbukitan dan tebing-tebing terjal serta berbagai macam jenis tumbuhan perdu hingga tanaman keras. Salah satu tanaman yang konon hanya ada di Nusakambangan adalah pohon plalar. Butuh waktu 15 menit untuk mencapai Pulau Nusakambangan dari Pelabuhan Cilacap. Sepanjang perjalanan dengan fery atau perahu motor dari Pelabuhan Wijayapura dan Sodong Nusakambangan terlihat panorama laut dan alam yang cukup mempersona. Di Pulau Nusakambangan terdapat gua-gua yang menebar di bukit-bukit. Salah satunya yang terkenal adalah Gua Ratu. Gua ini memiliki panjang kurang lebih empat kilometer.

Selain itu terdapat pantai-pantai yang terletak di belahan timur pulau, yang menyimpan banyak misteri alam. Pantai itu antara lain Pantai Karangbandung dengan pulau mungil yang dikenal dengan sebuat Pulau Majeti dan Pantai Karangbolong yang tampak dari daratan Cilacap (Pantai Telukpenyu) merupakan pantai karang yang berlubang. Sebagai pulau yang pernah digunakan untuk pulau pertahanan, maka di Nusakambangan juga terdapat peninggalan sejarah berupa benteng pertahanan Belanda. Sedangkan kawasan barat Nusakambangan merupakan daerah cagar alam dengan hutan pohon plalar dan pantai Pasir Gigit di Solok Ranca Babakan, merupakan daya tarik tersendiri karena memang suasananya jarang bisa ditemui di tempat lain. Selain karena spesifikasi pasir pantai yang berwarna putih, juga pasir tersebut terasa panas menggigit saat kaki menginjak permukaannya.


Pantai Pasir Putih Nusakambangan

Para Pembimbing Diklatpim membelakangi Hutan Nusakambangan

0 comments:

Post a Comment

 
Cooperation with bloggers Edit