Tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa
melihat penjara di Pulau Nusakambangan. Mendengar nama Nusakambangan saja bak
mendengar sebuah dongeng yang menceritakan tentang keseraman dan keangkeran. Namun
kebetulan kami peserta Diklatpim tingkat IV angkatan IX dilingkungan Pemda
Kabupaten Sukabumi tahun 2013 mengadakan Observasi Lapangan ke Pemda Kabupaten
Cilacap Jawa Tengah selama 4 hari sejak 25-28 Nopember 2013, setelah kegiatan
Observasi selesai ketika itu Rabu 27 Nopember 2013 semua peserta Diklatpim
berikut Pembimbing berangkat wisata jalan jalan ke Pulau Nusakambangan atas ijin petugas berwenang (pihak Kementerian Hukum dan Ham).
Bila melihat sejarah ke belakang, sebenarnya
sejak zaman Belanda Pulau Nusakambangan memang secara sengaja diprioritaskan
untuk menjadi tempat pembuangan penjahat kelas kakap. Belanda mengirim
pembunuh, koruptor, perampok, dan penjahat kambuhan yang dihukum berat karena
berulangkali melakukan kejahatan atau terpidana mati yang menunggu saat
eksekusi dibuang ke pulau ini. Pulau ini dipilih sebagai tempat buangan
lantaran letaknya yang cukup terisolasi. Di sebelah utara dibatasi oleh selat
Sagara Anakan yang cukup deras arusnya dan penuh rawa dengan hutan bakau yang
rapat. Di sebelah selatan terbentang Samudera Indonesia yang ombaknya terkenal
tinggi dan ganas.
Meskipun keadaannya terisolasi, tetap saja
banyak narapidana dari pulau ini yang mencoba melarikan diri. Di antara mereka
ada yang berhasil, namun tidak sedikit yang tertangkap kembali atau malah tewas
tenggelam. Pada zaman perang kemerdekaan, Pulau Nusakambangan dijadikan tempat
pembuangan para pejuang RI yang tertangkap Belanda. Pada pasca peristiwa
pemberontakan G30S/PKI, Nusakambangan digunakan untuk mengisolasi belasan ribu
tahanan PKI. Sembilan bangunan penjara yang berkapasitas 10 ribu orang itu sempat
dipenuhi tahanan PKI yang dikirim dari berbagai daerah. Salah satu penjara yang
menjadi legenda di Nusakambangan adalah LP Permisan. Penjara yang amat terkenal
ini terletak di barat laut Nusakambangan dan yang pertama dibangun Belanda
yakni pada 1908. Sebelum mencoba kabur dan merampas senjata seorang petugas
sipir, Jhony Indo dipenjarakan di LP Permisan ini. Di belakang bangunan
penjara, terdapat sisa-sisa bangunan yang pernah digunakan untuk mengisolasikan
penderita kusta. Sekitar 300 sampai 400 meter di belakangnya terdapat pantai Permisan yang indah dengan pasir putihnya
menghampar bersih. Sekitar 500 meter dari garis pantai pasir putih Permisan
bisa disaksikan dua gugusan pulau kecil yang disebut Pulau Syahrir — di pulau
inilah Perdana Menteri Sutan Syahrir pernah terjebak pasang laut beberapa jam.
Oleh karena itu, untuk mengenang peristiwa tadi, gugusan pulau batu itu dinamai
Pulau Syahrir. Selain Permisan, LP Batu juga terkenal karena salah satu napinya
yang bernama Sugeng adalah terpidana mati kasus pembunuhan keluarga Letkol
Marinir Purwanto di Surabaya. Selain itu penjara ini juga pernah digunakan
untuk menyekap tahanan kasus penyeludupan hasil ‘operasi 902′ yang salah satu
penjahatnya yang ditangkap adalah Roby Cahyadi — kini pengusaha sukses.
Menyusuri sepanjang jalan menuju pantai
Permisan, terdapat LP Besi. Berhadapan dengan bangunan tersebut, terdapat
perbukitan yang dinamakan daerah Candi. Di sni terdapat bangunan peristirahatan
peninggalan Belanda, namun kondisinya sudah rusak sehingga tidak bisa digunakan
lagi. Dari bangunan itu bisa disaksikan pemandangan indah hutan bakau yang dari
kejauhan tampak meliuk-liuk bagai ular. Sayang hutan bakau di kawasan ini sudah
banyak yang rusak atau punah, sehingga kini tinggal tersisa 12.500 hektar. Kerusakan
tersebut terjadi karena banyaknya penebangan hutan dan dijadikan area
persawahan. Bila malam hari, dari candi ini bisa menyaksikan kelap-kelip lampu
kilang minyak Pertamina dan lampu kota Cilacap. Selain penjara Limusbuntu,
Besi, Batu, Kembangkuning dan Permisan di bagian barat, di bagian timur
terdapat penjara Karangtengah, Glinger, Nirbaya dan Karanganyar. Namun hanya
empat LP yang masih dmanfaatkan, sisanya sudah tak digunakan lagi karena
kondisi bangunannya yang rusak berat
Belum lama ini dua napi kakap kabur dari
sebuah LP. Mereka adalah Sofyan Hadi (30), gembong perompak di Sumatera (sampai
sekarang belum tertangkap), dan Lana Antonio (warga asing) yang sudah
tertangkap kembali
Kaburnya dua napi tersebut menjadikan
penjagaan ke pulau ini semakin diperketat. Terlepas dari itu semua, yang pasti
Nusakambangan tidaklah seseram apa yang kita bayangkan. Bahkan pada beberapa
tempat terdapat pemandangan alam yang nyaman dan indah. Dan yang pasti, cuma
satu hal yang patut diwaspadai di pulau ini yaitu udaranya yang panas.
Luas Pulau Nusakambangan mencapai 20.000
hektar dengan panjang 36 kilometer dan lebar antara enam sampai 11 kilometer.
Untuk datang ke pulau tersebut harus menempuh perjalanan laut sekitar 15 menit
dengan kapal dari Pelabuhan Wijayapura di sebelah selatan kota Cilacap. Citra
Nusakambangan yang seram kini mulai diubah menuju predikat baru sebagai pulau
wisata. Meski sudah dinyatakan terbuka untuk wisatawan, tetapi untuk masuk ke
pulau yang memiliki pantai indah dan sejumlah gua alam itu pengunjung masih
harus memberitahu aparat setempat. Di pulau penjara itu terdapat sembilan
lokasi lembaga pemasyarakatan (LP) dengan kapasitas 500 narapidana. Namun
sekarang hanya empat penjara yang masih digunakan dengan jumlah 310 napi
sebagai penghuninya. Keempat LP tersebut yang masih diaktifkan itu adalah LP
Permisan, LP Kembang Kuning, LP Batu, dan LP Besi.
Alam Pulau Nusakambangan nampak masih asli.
Hutannya menghampar dan lebat dengan dihiasi perbukitan dan tebing-tebing
terjal serta berbagai macam jenis tumbuhan perdu hingga tanaman keras. Salah
satu tanaman yang konon hanya ada di Nusakambangan adalah pohon plalar. Butuh
waktu 15 menit untuk mencapai Pulau Nusakambangan dari Pelabuhan Cilacap.
Sepanjang perjalanan dengan fery atau perahu motor dari Pelabuhan Wijayapura
dan Sodong Nusakambangan terlihat panorama laut dan alam yang cukup mempersona.
Di Pulau Nusakambangan terdapat gua-gua yang menebar di bukit-bukit. Salah
satunya yang terkenal adalah Gua Ratu. Gua ini memiliki panjang kurang lebih
empat kilometer.
Pantai Pasir Putih Nusakambangan
Para Pembimbing Diklatpim membelakangi Hutan Nusakambangan
0 comments:
Post a Comment